Thursday 9 September 2010

10 Gitaris Terbaik Sepanjang Jaman bag 1

ini lanjutin dari yang itu tuh....?
Selamat Membaca ya..

4.John Petrucci ("Salah satu gitaris progressive yang paling popular")

John besar di Long Island, tepatnya di King park, dimana dia, john myung & Kevin moore bersekolah bersama. John mulai Belajar gitar ketika masih berumur 12 tahun (sebelumnya dia pernah belajar ketika berumur 8 tahun tetapi menyerah ketika Dia melihat kakak perempuannya harus begadang tiap malam belajar main organ. Dia tidak merencanakan untuk menjadi seperti Itu, Dia belajar gitar sepulang sekolah dan akhirnya dia menjadi tidak tertarik lagi).
                                                    john Petrucci ("Salah satu gitaris progressive yang paling popular")
Namun dia mulai banyak terpengaruh Oleh permainan gitar dari gitaris semacam Yngwie Malmsteen, Randy Rhoads, Iron Maiden, Steve Ray Vaughn, dan grup besar Semacam Yes, Rush, Dixie dregs dan lain lain dia mulai bertekad untuk mencapai level permainan seperti mereka.
Sebagaimana kemunculan musik trash metal yang membuat John tertarik, maka John juga memperluas influence nya dengan Mendengarkan Metallica & Queensryche. John merasa membutuhkan tantangan yang lebih dalam tehnik guitar oleh karena itu Dia banyak mengadaptasi hammering speed & melodic style dari gitaris-gitaris seperti Steves (Steve Morse & Steve Vai), The Als (Allan Holdsworth & Al Dimeola) Mike Stern, Joe Satriani, Neal Schon & Eddie Van Halen.
Pendidikan musiknya dimulai dengan berbagai kelas teori musik yang dia ambil ketika high school. Dia belajar secara otodidak, tetapi dia sempat menerima beberapa pelajaran gitar yang dia ambil ketika dia masuk ke Berklee College of Music di Boston, dimana dia Mempelajari komposisi jazz dan harmoni.
Ketika di Berklee John Petrucci dan John Myung yang juga belajar di berklee bertemu dengan Mike Portnoy, dan mereka mulai membuat band yang diberi nama Majesty yang nantinya kemudian berganti nama menjadi Dream Theater. John sudah merekam 7 album dengan Dream Theater, dan dia juga banyak terlibat dengan beberapa proyek sampingan seperti Liquid Tension Experiment Dengan Tony Levin, Age of Impact, dan bahkan game Sega Saturn yang disebut Necronomicon, dan juga terakhir dia terlibat dalam proyek G3 Bersama Joe Satriani dan Steve Vai. Kecintaan dia pada menulis lirik dikombinasikan dengan gaya komposisi yang unik dari progressive fusion Mengasah bentuk musik dari Dream Theater.
John tinggal bersama istrinya Rena, dan 3 anaknya SamiJO, Reny, dan Kiara di New York. Ketika dia tidak bermain gitar dia banyak menghabiskan Waktunya dengan istri dan anak-anaknya dengan bermain skating, bersepeda, berolahraga dan menontong film.
John sedang merencanakan membuat solo albumnya yang pertama. Lagu-lagu barunya yang dia mainkan ketika bersama G3 juga akan ada di solo album tersebut. Jaws of Life (sebelumnya I.B.S.), Damage Control and Glasgow Kiss. Dia melibatkan beberapa musisi seperti Dave LaRue pada bass, Dave DiCenso dan Tony Verderosa pada drum.

5. Yngwie Malmsteen ("Pahlawan dan pelopor gitaris shredder sedunia dari Swedia")

Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di website ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang "Eruption" pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik "two handed tapping", Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna "Neo-Classical" yang di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).
Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.
                                             Yngwie Malmsteen ("Pahlawan dan pelopor gitaris shredder sedunia dari Swedia")

Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor - seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.
Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.
Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.
Yngwie yang penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.
Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya "Malmsteen", mengfokuskan seluruh energi dia dan berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.
Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: "Steeler" dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.
Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu "Hot On Your Heels". Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya "Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour", Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.
Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.
Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.
Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can’t Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).
Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di Indonesia. Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih seperti ini?
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.

6. Paul Gilbert ("Salah satu dewa gitar dengan permainan paling cepat dan bersih")

Paul Gilbert merupakan salah satu dewa gitar seperti halnya Steve Vai, Yngwie, John Petrucci lainnya. Sebelumnya Paul dikenal melalui group bandnya Mr.Big, rekaman Mr.Big yang laku keras turut membesarkan nama Paul di dunia musik rock.
Paul sendiri sudah cukup mengegerkan dunia gitaris pada tahun 86-87 sebagai pemain gitar tercepat di dunia ketika Paul masih bergabung dengan group band Racer X. Teknik permainannya telah sempurna saat ia baru menginjak 17 tahun itu.
Pada usia 5 tahun (1971) Paul sudah mulai mempelajari gitarnya, 10 tahun berikutnya (1981) Paul coba mengirim demo rekamannya ke produser Mike Varney dan di luar dugaanya Mike sangat mengagumi permainannya di samping Tony Macalpine.

                                                   Paul Gilbert ("Salah satu dewa gitar dengan permainan paling cepat dan bersih")
Pada tahun 1984 Paul pindah ke LA dan melanjutkan sekolah gitarnya ke GIT (Guitar Institute of Technology) dan kini telah menjadi instruktur sekolah gitar bergengsi ini.
Pada tahun 1986 dia bergabung dengan band pertamanya Racer X dengan album debutnya "Street Lethal ", kemudian "Second Heat" (1987) & "Live! Extreme Volume" (1988).
Pada tahun 1989 Paul meninggalkan Racer X dan bergabung dengan group band MR.BIG dengan pemain bass yang disegani "Billy Sheehan", vocalis Eric Martin dan drummer Pat Torpey.
Mereka meluncurkan album pertamanya "MR.BIG" dan MR.BIG tampil untuk pertama kalinya di Jepang pada bulan Oktober.
Selanjutnya Paul meluncurkan album berikutnya: "Live! Raw Like Sushi" (1990), "Mr Big - Lean into it" (1991), "Mr.Big - San Francisco Live" (1992), "Racer X - Live Extreme Volume 2? (1992), "Mr.Big - Bump Ahead" (1993), "Mr.Big - Live! Raw Like Sushi 2? (1994), "HEY MAN" & " The best of MR.BIG" (1996), "Hard Rock Cafe", " Live At Budokan " & solo " King of Club" (1997).
Lagu "To Be With You" (dari Album "Lean Into It") menduduki posisi pertama di majalah Billborad USA selama 3 minggu.
Pada tahun 1998 Paul tampil pertama kali di Jepang dengan solo albumnya. Paul meluncurkan album solo "Flying Dog". Tahun 1999 Paul kembali ke Jepang dan meluncurkan album solo kedua "Beehive Live" dan album ketiga Racer X "Technical Difficulties".
Tahun 2003 album Burning Organ dirilis, kali ini masuk ke label Indonesia dibawah naungan Staria Enterprise. Namun album berikutnya, Acoustic Samurai tidak lagi di Staria, melainkan berpindah ke label Variant Music. Kemudian Paul menggelar promo tur album "Spaceship One" hingga ke Indonesia. Hal ini disambut antusias oleh penggemar-penggemarnya, pasalnya banyak artis asal Amerika yang menarik diri karena takut disweeping oleh pihak-pihak tertentu.

hEit heit heit...
tunggu dulu,jangan keburu bingung atau gimana getoo....
karena baru 6 dari 10 yang ku tuliskan pada titel artikel ini,jadi jangan khawatir karena masih ada 4 lagi gitaris terhebat di dunia yang belum ku tulisin..

Semoga Bermanfaat ya 

0 comments:

Tinggalkan Komentar Kawan Di Sini,Makasih....

Tinggalkan Komentar,pasti saya Balaz komentar.
Terima KAsih Dan JAngan Nyepam ya..
Agar komentarnya tidak saya Hapuz,MOhon Maaf Jangan masukan LINK apaPun dalam kotak komentar ini.....
TerimA Kasih..